Kamis, 08 November 2012

Barack Obama Presiden Lagi

Rabu, 7 November 2012 11:30 WIB
Metrotvnews.com, Washington: Barack Obama memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat 2012. Ia sukses mengantongi lebih dari 270 electoral colleges. Sedangkan Mitt Romney hanya mendapatkan 203 electoral colleges. Untuk menjadi presiden AS, kandidat harus menang lebih dari 270 electoral colleges.

Pilpres ini sempat berlangsung ketat. Suara pemilih baik melalui popular votes maupun electoral colleges saling kejar. Romney sempat unggul di awal-awal perhitungan.

Data pada pukul 09.45 waktu setempat, kandidat Republik yang berpasangan dengan cawapres Paul Ryan itu unggul di negara bagian South Carolina (9), West Virginia (5),  Oklahoma (7), Tennessee (11). Romney juga menang di negara bagian Kansas (6), North Dakota (3), South Dakota (3), Louisiana (8), Georgia (16), Alabama (9), dan Indiana (11).

Sedangkan Obama baru menang di negara bagian Illinois dengan 20 electoral votes, Connecticut (7), Washington DC (3), Delaware (3), Rhode island (4), Maryland (10), dan Massachusetts (11), Vermont (3).

Namun, dua jam kemudian Obama balik unggul. Sekitar pukul 11.10 Obama berhasil mengantongi total 251 electoral colleges, sedangkan Romney tertinggal karena hanya meraup 203 electoral colleges.

Obama tidak tertahankan hingga akhirnya untuk kedua kalinya menjadi Presiden Amerika Serikat. Obama menang setelah dipastikan unggul di beberapa 'Swing States' seperti Virginia, Florida, dan Colorado. Daerah-daerah ini menjadi penentu kemenangan karena suara di negara bagian tersebut tidak terpetakan sebagai suara tetap yang memihak kepada salah satu kandidat atau partai pengusung.

Barack Hussein Obama adalah presiden ke-44 AS. Pria berusia 51 tahun ini merupakan presiden kulit hitam pertama AS. Sebelum menjadi presiden, Obama merupakan senator negara bagian Illinois dari 1997-2004. Setelah itu, Obama menjadi senator AS pada 2004 hingga akhirnya menjadi Presiden AS pada 2008 untuk pertama kalinya. (Wrt3)

Kamis, 01 November 2012

Jokowi VS Jakarta

BANDUNG, KOMPAS.com — Demi memecahkan persoalan banjir dan kemacetan di Jakarta, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku menyiapkan dana sekitar Rp 50 miliar.

"Ya, kisaran Rp 50 miliar lah, tapi kan belum tahu kebutuhannya apa saja. Kalau masalah dana, kita lihat dulu kebutuhannya," kata Jokowi seusai melakukan dialog dengan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung, Rabu (31/10/2012) kemarin.

Secara tegas, orang nomor satu di Jakarta itu siap untuk memperbantukan dana dalam menangani kedua masalah utama di Jakarta dan Bandung. "Ya, saya siiiiiiap, memperbantukan dana, siaaap," tegas Jokowi.

Menurut Jokowi, selain membicarakan masalah banjir dan macet, kedatangannya menemui Heryawan untuk menjalin silaturahim agar hubungan erat antara Jawa Barat dan Jakarta bisa terjalin harmonis.

"Intinya kami ingin menjalin silaturahim, khususnya mengenai pembangunan Jabar dan Jakarta. Sekarang kita ingin lebih konkret lagi dalam bekerja. Secepatnya kita akan realisasikan, ga usah nunggu lama, yang akan digarapnya sudah jelas kok, tinggal dijalankan," tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, Heryawan mengaku akan membahas sejumlah isu dalam pertemuan dengan koleganya itu. Isu-isu yang akan dibahas itu menyangkut persoalan kemacetan, permbangunan infrastruktur, hingga pariwisata.
 

Badai Sandy Rugikan New York 200 Juta USD Per Hari

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Setelah hantaman Badai Sandy mereda, Kota New York harus menelan kerugian hingga 200 juta dolar per hari. Kerugian ini diakibatkan hilangnya kegiatan ekonomi, termasuk merger perusahaan dan penjualan saham di Wall Street.

Kota New York biasanya dapat menghasilkan rata-rata 2 miliar dolar AS dalam sehari yang berasal dari berbagai macam kegiatan ekonomi. Namun, kota yang mendapatkan julukan Big Apple itu harus kehilangan 10 persen atau lebih dari penghasilan ekonomi tersebut untuk selamanya.

Dampak jangka panjang Badai Sandy terhadap keuangan dunia masih belum jelas. Namun, Kota New York harus membayar biaya yang tinggi untuk perbaikan kerusakan.

"Dalam beberapa hari, kegiatan ekonomi turun sekitar 20 persen dari biasanya. Ini penurunan yang sangat besar dan mungkin tidak akan kembali 100 persen," ujar pengamat John Liu, seperti dikutip Reuters, Kamis (1/11). 

Berdasarkan sejarah, hampir semua kegiatan ekonomi tidak benar-benar bangkrut. Liu memperkirakan kerugian permanen dari hilangnya kegiatan ekonomi tidak akan melebihi 1 miliar dolar.

Meski demikian, kota yang tidak pernah tidur tersebut akan kehilangan beberapa juta dolar per hari dari pendapatan pajak. New York juga harus mengeluarkan dana 29,2 juta dolar AS untuk persiapan emerginsi yakni mendatangkan alat berat, pekerja, transportasi, makanan siap makan, tabung oksigen, dan sebagainya.

Sebagai perbandingan, kota tersebut harus mengeluarkan 12 juta dolar untuk emergency dari bencana Badai Irene di 2011.
Sementara, Sandy dapat mengakibatkan kerugian ekonomi hingga senilai total 10-20 miliar dolar, dimana 5-10 miliar dolar diasuransikan.